Nasional
muaraenimaktual.com
Saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) ambles 14,9% ke level Rp 2.510 pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (23/6/2025). Lantas, berapa target harga saham PTBA?
Saham PTBA telah terpangkas 16,6% dalam sepekan terakhir. Sebulan, PTBA anjlok 11,6% dan year to date (ytd) terkikis 8,7%.
Saham PTBA melemah signifikan bertepatan dengan ex date dividen perseroan di pasar reguler dan pasar negosiasi pada Senin (23/6/2025) dilansir dari INVESTOR.ID
Ex dividen adalah tanggal dimana investor yang membeli saham tidak lagi berhak mendapatkan dividen. Saat ex date, harga saham berpotensi turun karena tekanan jual.
Bukit Asam (PTBA) berencana membagikan dividen tahun buku 2024 sebesar Rp 3,8 triliun atau Rp 332 per saham. Jumlah dividen PTBA setara dengan 75% dividend payout ratio.
Dari sisi kinerja keuangan, PTBA mencatatkan laba bersih kuartal I-2025 yang meleset dari ekspektasi analis.
Analis KB Valbury Sekuritas, Laurencia Hiemas mengungkapkan bahwa laba bersih PTBA pada kuartal I-2025 mencapai 10,7% dari estimasi setahun penuh yang dihitung KB Valbury Sekuritas dan 8,3% dari konsensus analis.
“Pencapaian itu jauh di bawah rata-rata kontribusi kuartal I yang biasanya sebesar 15-20%,” tulis Laurencia dalam risetnya.
Menurut dia, pendapatan PTBA ditopang oleh volume penjualan sebanyak 10,3 juta ton atau turun 11% qoq, namun tumbuh 6% yoy. Meski demikian, harga jual rata-rata (ASP) batu bara PTBA turun 7% qoq atau 1% yoy menjadi Rp 0,95 juta/ton.
Produksi mencapai 8,45 juta ton atau turun 18% qoq, tapi meningkat 16% yoy. Realisasi tersebut melampaui target, meski di tengah hujan deras. Namun, pengangkutan batu bara terganggu, dimana sekitar 300 ribu ton tidak terkirim.
“Biaya bahan bakar naik pasca pengurangan B40 dan pelemahan nilai tukar rupiah,” sebut Laurencia.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa tekanan terhadap sektor pertambangan batu bara masih akan berlanjut. Hal itu akibat kelebihan pasokan, pelemahan permintaan, peningkatan produksi China, serta formula harga batu bara acuan (HBA) yang kaku dan membebani profitabilitas dalam jangka pendek.
KB Valbury Sekuritas memangkas estimasi laba bersih Bukit Asam (PTBA) pada 2025 sebesar 26,3%, dengan harga jual rata-rata batu bara sebesar US$ 61/ton.
Broker efek itu memperkirakan pemulihan akan terjadi pada 2027, dengan harga jual rata-rata batu bara sebesar US$ 70/ton dan laba bersih Rp 10,6 triliun.
Adapun volume produksi PTBA diproyeksi mencapai 58,6 juta ton pada 2029, meningkat 37% dibandingkan 2024. Namun, itu hanya sekitar 68% dari target produksi dan 85% dari volume pengangkutan.
Biaya ditaksir meningkat (US$ 59,7-72,6/ton), tetapi margin EBITDA diperkirakan membaik hingga 25% pada 2029. Tahun ini, belanja modal (capex) PTBA ditetapkan sebesar Rp 7,5 triliun, terutama untuk rel kereta dan peralatan.
Dengan berbagai pertimbangan, KB Valbury Sekuritas menginisiasi ulang penilaian saham PTBA dengan rekomendasi jual. Target harga saham PTBA dipatok sebesar Rp 1.700.
KB Valbury Sekuritas menggunakan valuasi PE Band karena sifat siklikal sektor batu bara. Dengan begitu, re-rating tidak tepat di tengah risiko sektoral.(Red)